Kita sebagai hamba Allah tidak cukup hanya mengaku beriman kepada Allah dan Rasulnya saja, termasuk Kitab-Nya yaitu Al Qur,an. Sudah selesai. Sekarang bukti konkritnya itu apa ?
Mari kita simak dari beberapa hal yang kecil-kecil dulu :
Kita beriman kepada Allah, kita sadar bahwa kita diciptakan oleh Allah, dihidupkan oleh Allah, diberi kehidupan oleh Allah, dicukupi segala kebutuhannya oleh Allah. Tetapi yang terjadi apa ? perintah Allah banyak yang ditinggalkan, bahkan yang dilarang oleh Allah lah yang banyak dikerjakan oleh kita . Kita banyak diberi rezki oleh Allah, dilindungi oleh Allah dan diselamatkan oleh Allah, dicukupi segala kebutuahannya oleh Allah. Tetapi yang terjadi apa ? Mana rasa syukur kita kepada -Nya. Apakah cukup dengan mengucapkan kata ALHAMDULILLAH saja ? Yang diminta Allah adalah aplikasinya di dalam kehidupan sehari-hari.
Kita beriman kepada Rasul-Nya, Kita bersaksi bahwa Muhammad saw itu utusan Allah, Diutus apa, ? Tahukah kita itu semua ? Ucapan ini bukan hanya di bibir saja, cukup hanya diucapkan ketika dihadapan bapak Naib saat melangsungkan pernikahan saja . Yang Allah tanyakan adalah bukti konkritnya apa ? Sudahkah kita melaksanakan apa yang disampaikan oleh utusan-Nya ( Nabi Muhammad saw ), sudahkah kita mengikuti sunah-sunahnya sesuai dengan kemampuan kita masing-masing ? Kalau belum, kenapa ? Kapan mau memulainya ?
Kita diberi Kitab Al Qur'an oleh Allah. Sungguh sangat disayangkan Al Qur'an hmpir di setiap rumah ada, tapi hanya Arabnya saja, yang punya terjemah Al Qur'an bisa dihitung dengan jari. Kemudian yang diambil atau yang dibaca hanya Yasin ( untuk kirim hadiah kepada yang meninggal, kepada orang yang sedang sakit atau dibaca saat malem Jum'at saja dll, Surat Waqiah katanya agar rezkinya dilancarkan. Coba baca arti atau isi Waqiah tidak ada yang ada kaitannya dengan rezki, yang ada adalah masalah kematian. Disinilah kita kurang cerdas mengkajinya, kalau kita mati akan bahagia atau tidak, kita masuk gol.kanan atau gol.kiri. ,bekal apa yang dibawa kalau kita telah melewati proses kematian, ). Kenapa tidak mau dibaca, disimak, dihayati, dipahami artinya, lalu diamalkan isinya sesuai dengan kadar kemampuan kita masing-masing ?
Kalau untuk membeli baju yang harganya sekitar Rp.70.000 per potong mampu, kenapa beli terjemah Al Qur'an yang harganya sekitar Rp.50.000 ( harga 5 bungkus rokok Ji Sam Su ) kok gak, bisa. Kenapa Al Qur'an terjemah tidak dubuka-buka, akan tetapi Kitab parimbon kok rajin dibuka ? Siapakah yang salah ? Lebih percaya pada Kitabnya Allah atau kitab bikinan manusia ?
Ya Allah semoga melalui tulisan ini Engkau berikan taufik, hidayah, inayah, dan maunah Mu kepada kami semua dan dapat membuka hati kami yang selama ini telah tertutup atau bahkan terkunci, Dan semua itu atas izinMu, barakahMu dan ridoMu. Aaaamiin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar