Senin, 18 November 2013

QADHA DAN QADAR

Allah swt berfirmn di dalam Q.S Al Hadid 57 : 22 yaitu :

مَا أَصَابَ مِنْ مُصِيبَةٍ فِي الْأَرْضِ وَلَا فِي أَنْفُسِكُمْ إِلَّا فِي كِتَابٍ مِنْ قَبْلِ أَنْ نَبْرَأَهَا ۚ إِنَّ ذَٰلِكَ عَلَى اللَّهِ يَسِيرٌ [٥٧:٢٢] 


Tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauhul Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah. 

Melalui ayat ini Allah swt memberitahukan kepada kita sebelum Allah mencipatakan sesuatu di alam semesta ini, sudah dicatat terlebih dahulu semua kejadian yang akan menimpa ciptaannya itu dari yang terkecil sampai yang terbesar, dari yang nampak sampai kepada yang tersembunyi, dan catatan itu berada di Lauh Mahfuzh.

Allah berfirman di dalam Q.S At Taubah 9 : 51 yaitu :

قُلْ لَنْ يُصِيبَنَا إِلَّا مَا كَتَبَ اللَّهُ لَنَا هُوَ مَوْلَانَا ۚ وَعَلَى اللَّهِ فَلْيَتَوَكَّلِ الْمُؤْمِنُونَ [٩:٥١] 

Katakanlah: "Sekali-kali tidak akan menimpa kami melainkan apa yang telah ditetapkan Allah untuk kami. Dialah Pelindung kami, dan hanya kepada Allah orang-orang yang beriman harus bertawakal".

Melalui ayat ini Allah swt memerintahkan kepada Rasul-Nya untuk disampaikan kepada umatnya bahwa apapun yang akan menimpa manusia itu sudah merupakan ketetapan Allah. Apabila Dia sudah menetapkan sesuatu, maka tidak ada yang mampu merubahnya, keculi apabila Dia berkehendak.

Apapun yang membuat kita menjadi benar, maka kita tidak akan salah. Sebaliknya apapun yang membuat kita salah, maka kita tidak akan benar. Jika Allah menghendaki kita sakit, maka tidak ada yang bisa menyembuhkan keuali Dia, sebaliknya kalau Dia menghendaki kita sehat, maka pasti tidak akan sakit. Apabila Dia akan memberikan sesuatu kepada kita, maka tidak ada yang mampu menolak-Nya. Sebaliknya apabila Dia akan mencabut sesuatu dari kita, maka tidak ada yang mampu menghalanginya.

Apabila hal ini sudah tertanam kuat di dalam jiwa kita dan kukuh bersemayam di hati kita, maka setiap bencana akan menjadi karunia , setiap ujian akan menjadi anugerah , dan setiap peristiwa akan menjadi penghargaan dan pahala buat kita.

Rasulullah saw bersabda , “ Barangsiapa yang oleh Allah dikehendaki menjadi baik, maka akan diuji oleh-Nya “. ( Al Hdits )

Oleh karena itu apabila ada ujian dan cobaan dari Allah janganlah kita merasa gundah dan bersedih karena menderita sakit , karena kematian yang semakin dekat , karena kerugian harta atau karena rumah kita terbakar, teman dekat, handai taulan, sanak family yang biasanya dekat mulai pada menjauh, keluarga yang biasanya harmonis, menjadi kurang akrab, atau bisa jadi permasalahan datang secara beruntun saling susul menyusul .

Betapapun, sesungguhnya Sang Maha Pencipta telah menentukan segala sesuatunya, dan takdir telah bicara , usaha dan upaya telah dilakukan sedemikian rupa, akan tetapi hak untuk menentukannya adalah tetap milik Allah. Apabila segala rintangan, hambatan, dan gangguan telah dihadapinya dengan kesabaran dan kerelaan Terhadap Allah Yang Maha Memberi, Yang Maha Mengambil, Yang Maha Mengekang lagi Yang Maha Lapang telah dianggap lulus oleh Allah maka alangkah berbahagianya, karena pahala akan didapat dan dosa-dosa akan terhapuskan .

Apabila kita semua masih belum beriman kepada Qadha’ dan Qadar, maka syaraf akan tetap tegang, kegundahan jiwa tidak akan pernah reda, pikiran akan kusut , keyakinan akan kacau , tinta pena telah mengering bersamaan dengan semua permasalahan yang ditemui.

Janganlah larut dalam kesedihan, jangan merasa diri sanggup melkukan berbagai upaya untuk menahan tembok yang akan runtuh , membendung air yang akan meluap, menahan angin agar tiak bertiup, atau memelihara kaca agar tidak pecah. Sungguh salah besar apabila semua itu dapat terjadi dengan terpaksa, karena apa yang terjadi itu telah digariskan harus terjadi. Semua ketentuan akan berjalan dan semua keputusan akan terlaksana. Kita boleh memilih, boleh percaya boleh tidak . Serahkanlah semuanya kepada takdir agar tidak ditindas oleh bala tentara kebencian, penyesalan dan kebinasaan.


Percayalah dengan kebenaran qadha’ sebelum kita dilanda banjir penyesalan , maka jiwa kita akan tetap tenang menjalani segala daya upaya dan cara yang me yuriidu an yu’thiyahum wal annahuumang harus ditempuh. Apabila kemudian terjadi hal-hal yang tidak kita inginkan, maka itupun merupakan bagian dari ketentuan yang memang harus terjadi. Janganlah pua berandai-andai, “ Seandainya saja aku melakukan seperti ini, niscaya akan begini dan begini jadinya “ Akan tetapi katakanlah, “ Allah telah menakdirkan, dan apa yang Dia kehendaki akan Dia lakukan “ ( Al Hadits )

Jumat, 08 November 2013

MANGFAATKEUN HIRUP SAMEMEH MAOT DATANG

Kanjeng Nabi Muhammad saw , " Mola leungit tapak leumpang hiji hamba dina poe kiamat sahingga ditanyaan ka manehna opat perkara : 1. Tina hal umurna geus dipake naon ; 2. Tina hal awakna dikumahakeun ; 3 Tina hal elmuna dipake amal naon ; 4. Tina hal hartama digunakeun jeung dibalanjakeun kana naon. ( HR. Turmudzi ).

Keur manusa anu iman ka Gusti Allah tangtu percaya tur yakin yen dina hiji mangsa dimana ajal geus datang, raga pisah jeung nyawa, tuluy mulang ka rahmatullah pikeun mempertanggung jawabkeun sagala pagaweanana di payuneun Allah; pasti hirupna di alam dunya baris ati-ati, sagala pagaweanana baris ditujukeun kana hal-hal anu bakal ngadatangkeun paha jeung karidoan Allah swt. Umurna moal beak balas dipake maksiat, dipake doraka ka Gusti Allah atawa dimonyah-monyah sakahayang nafsuna.

Kanjeng Nabi Muhammad saw masihan amanat ka urang sadaya dina raraga mangfaatkeun sesa umur urang sadaya  gunakeun lima kasempetan samemeh datang lima perkara nya eta : 1. Gunakeun mangsa sehat anjeun samemeh anjeun gering ; 2. Gunakeun sahade-hadena waktu nyalse samemeh anjeun riweuh ; 3. Gunakeun mansa anjeun keur ngora samemeh anjeun kolot ; 4. Gunakeun mangsa anjeun beunghar samemeh anjeun fakir ; 5. Gunakeun mangsa anjeuh hirup, samemeh datang maot.

Ku kituna hayu ku urang sadayana gunakeun ieu sesa umur urang sadaya pikeun ngomean laku lampah urang anu kurang atawa salah boh nurutkeun papagon agama atawa nagara, laku lampah anu hade , anu bener tur lempeng sangkan urang sadaya tinemu jeung kabagjaan dunya jeung kasalametan di akherat.

Duh Gusti mugi Gusti nutup umur abdi ku " Khusnul Khatimah " panungtungan anu sae, sareng mugi Gusti ulah nutup akhir hirup abdi ku ka awonan. Nun Gusti, abdi teh kacida sieuna ku hiji dinten anu teu aya mangfaatna dina eta dinten harta abdi, turunan abdi, tur moal aya anu nulungan ka abdi anging Anjeun nyalira. Nun Gusti, mugi Gusti nampi amal abdi sadaya janten kasaean, sareng mugi ngahapunten kana sugri kakirangan sareng kalepatan sadaya kaum muslimin muslimat boh anu masih keneh hirup atanapi anu parantos maot. Nun Gusti , mugi gusti ngabulkeun naon anu janten kahoyong abdi. Sadaya-daya ku kersa, izin jeung ridona Gusti Allah.

Kamis, 07 November 2013

JANGANLAH BERLAKU SOMBONG TERHADAP APA YANG TELAH DIRAIHNYA


Bagi siapapun janganlah terlalu bergembira karena telah mencapai ketaatan yang sempurna kepada Allah. Tidak perlu merasa senang dan puas dengan maqam taat telah dicapainya, telah diperolehnya. Kesemuanya itu adalah anugerah Allah Yang Maha Rahan. Dialah pemiliknya, dan Dia berikan kepada siapapun sesuai dengan kehendakNya. Boleh saja bergembira, boleh saja merasa cukup puas dengan apa yang telah diraihnya, akan tetapi serahkan semuanya itu hanya untuk Allah, bukan untuk dirinya sendiri.

Allah swt berfirman , " Dengan karunia Allah dan rahmat-Nya ,maka manusia boleh bergembira semata-mata karena Allah. Karena semua itu karena Allah atas izin dan rido Allah. Dan semua lebih baik dari apa yang telah diraihnya, dari apa yang telh dikumpulkan "

Ketaatan seorang hamba, atau taatnya kita hendaknya taat yang murni dan beribadahnya semata-mata hanya karena Allah dan untuk Allah dengan mengikuti tuntunan Rasul-Nya, bukan karena sesuatu yang lain. Martabat taat itu akan semakin meningkat menjadi kekuatan yang lama kelamaan akan menjadi perisai dalam bentuk kekebalan diri dari serangan iblis dan hawa nafsu yang datang tanpa sepengetahuan kita.

Syech Athailah berkata bahwa Allah swt akan menghalang-halangi orang yang mencari-Nya, ataupun orang yang sudah mencapainya dengan cara selalu mengawasi amal ibadahnya, sikapnya dan adabnya apakah mereka beribadah itu hanya karena Allah semata atau tidak .

Pada dasarnya taat itu hanyalah semata ditujukan kepada Allah semata, bukan kepada selain Allah, apalagi karena seorang hamba merasa sombong telah berbuat taat, kemudian dirinya merasa senang karena sudah mendapatkan suatu kebahagiaan yang mantap.

AL WARID HAK MUTLAQ MILIK ALLAH



AL WARID AKAN ALLAH BERIKAN KEPADA SIAPA YANG DIA KEHENDAKI

Untuk menyelamatkan amal ibadah manusia dari ujub, riya, takabur dan sombong, dan terhindar dari keinginan hawa nafsu duniawi yang akan merusak, maka Allah swt memberikan obat penangkalnya yang disebut AL WARID.  Al Warid ini adalah hak mutlak milik Allah. Allah akan memberikan Al Warid kepada siapapun yang dikehendakiNya, atau Dia bisa juga mencabut Al Warid dari siapapun yang dikehendakiNya, yang pernah diberikan kepadanya.


Apakah Al Warid itu ? Al Warid adalah NURULLAH yang memantul ke dalam batin orang-orang yang arifin, salihin dan siddiqin yang sudah tinggi makrifatnya. Sehingga menjadi kekuatan yang luar biasa yang dapat menjadi perisai yang mampu menghancurkan semua godaan nafsu duniawi. Sinar Nurullah ini masuk ke dalam hati manusia yang berupa nur Ilahiyah yang sangat halus, lalu menjadi benteng pertahanan bagi iman yang bertahta di dalam hati manusia, sehingga manusia mampu keluar dari wujud manusia dengan hawa nafsu duniawiyah, kemudian memasuki ruhaniyah yang tinggi berupa makrifat pada maqam Rabbaniyah yang sangat halus ( latifah ruhnya ) dalam batas - batas manusiawi sebagai hamba Allah.

Bashirah ruhaniyah yang ada dalam dadanya mampu menepis tabir yang menutup mata kepala manusia, sehingga rahasia-rahasia yang tersembunyi dari pandangan mata manusia dapat dilihat oleh bashirah ( mata hati yang terang ), karena telah tersiram oleh Nurullah. Tabir yang tersingkap itu, telah membuka bashirah manusia sehingga dia mampu juga mendobrak semua pengaruh dan godaan duniawi yang biasanya menjadi penghalang bagi manusia yang ingin memasuki maqam makrifat yang lebih tinggi. Makrifat yang telah mencapai Nurullah itu mampu mentransparansi alam gaib dengan kekuatan Al Warid tadi.

DUA PASUKAN BERADA DI DALAM HATI MANUSIA


CAHAYA DAN KEGELAPAN
Di dalam hati setiap manusia terdapat dua pasukan ( balatentara ) yaitu bala tentara hati yang disebut nur ( cahaya ) dan bala tentara nafsu yang disebut kegelapan.Apabila Allah swt berkehendak menolong hamba-Nya, maka dibentangkannya cahaya yang akan menjadi bala tentara hati dan diputuskan- Nya hubungan yang akan membantu bala tentara nafsu.Sebaliknya apabila manusia selalu menyukai perbuatan yang menyimpang dari aturan-Nya maka Allah bentangkan kegelapan atau bala tentara nafsu, dan ditutup-Nya cahaya baginya. Artinya dia dibiarkan hidup di dalam kesesatan.


Nur tauhid dan keyakinan merupakan dua kekuatan hati orang beriman. Sedangkan syirik dan syak ( ragu ) mrupakan dua kekuatan hati kegelapan. Kedua kekuatan antara cahaya dan kegelapan ini setiap detiknya saling berhadapan, saling mempengaruhi, saling serang, saling terkam . Pertempuran antara cahaya iman dan kegelapan nafsu, bisa menang silih berganti. Terkadang cahaya iman menyerang nafsu kegelapan, sebaliknya terkadang nafsu kegelapan mampu mendominasi atau mengasai cahaya iman. Oleh karena itu agar nafsu kegelapan dapat dikuasai oleh cahaya iman diperlukan kekuatan ekstra bagi nur keimanan agar melakukan jihadun nafsi ( jihad melawan nafsu ) dengan melakukan taqarrub ( mendekatkan diri kepada Allah , dengan cara muraqabah dan mujahadah yang intensif.

Apabila kita terserang penyakit madzmumah ( berprasangka buruk ), maka cahaya iman dikuasai oleh nafsu kegelapan. Penyakit ini hanya bisa diobati atau dimenangkan oleh senjata mahmudah yang juga terdapat di dalam niat hatinya orang beriman.Perangkat perang yang paling ampuh dan cukup halu permainannya adalah dengan menggunakan akhlaqul mahmudah ( akhlaq yang baik ) lawan dari nafsu madzmumah ( akhlaq yang jelek ).


Selama ruh masih menyatu dengan jasad atau selama manusia masih diberi hidup oleh Allah, maka antara cahaya iman dan nafsu kegelapan akan selalu berperang terus di dalam hati manusa, untuk saling mengalahkan. 

Oleh karena itu manusia harus melakukan cara lain yaitu bermohon kepada Allah untuk menghadapi nafsu kegelapan, agar cahaya iman itu jangan sampai kalah oleh nafsu kegelapan.


Syech Atailah kelengahan kitamemperingatkan kita agar selalu tetap waspada dan kekuatan kewaspadaan ini perlu ditingkatkan dari waktu ke waktu, jangan sampai kita lalai, karena musuh kita yang bernama syaitan melalui nafsu kegelapan selalu mengintai kapan waktunya saat mempengaruhi dan menyerang cahaya iman. Cahaya ini merupakan kasyaf ( yang mampu menyingkap tabir ) , bashirah merupakan langkah kebijakan, dan hati merupakan pertahanan, yang terkadang menantang, dan terkadang mengelakkan .

Nur iman yang bercahaya di dalam hati kita akan memberikan kekuatan kepada kita untuk menyingkap tabir yang menutup penglihatan mata kepala, sehingga akan nampak ( rahasia yang berupa kebaikan atau kejahatan ) apa yang tidak dapat diketahui oleh mata kepala kita. Itulah kebijakan yang diamalkan dalam kehidupan bersama, dan ibadah terhadap Allah swt.


Rasulullah saw menuntun umatnya didalam melakukan amal ibadah dengan penuh perhatian yaitu 

1. lakukan beramal itu dengan khusyu, maksudnya tidak usah tengok kiri kanan, yang dilihat hanya Allah saja.
2. lakukan beramal itu dengan penuh tawadhu, jangan dicampuri ujub, riya ,takabur dan sombong, atau berbangga diri 
3. lakukan beramal itu menurut kadar kemampuan, jangan memaksakan diri karena malu, merasa tidak enak dengan yang lain, atau ingin mendapatkan pujian dari orang lain. atau supaya dianggap menjadi orang alim, saleh atau dermawan.
4. lakukan beramal itu sesuai dengan tuntunan ajaran dan sunah Nabi saw dengan penuh keyakinan dan keikhlasan.