ANGGAPAN – ANGGAPAN KAUM
ORIENTALIS
Para orientalis ( ahli
bahasa ) selalu menentang berbagai macam tuduhan yang sifatnya berlawanan
dengan segi-segi atau cabang-cabang pengetahuan tentang Islam. Adapun penyebab
dari semua itu bisa salah satu faktor dari dua faktor atau bisa kedua-duanya
Adapun faktor-faktor
tersebut adalah :
Pertama : Karena
rendahnya pemahaman mereka terhadap agama Islam dan bahasanya, baik bahasa yang
digunakan oleh Al Qur’an atau Al Hadits , juga bahasa yang dipergunakan oleh
para ulama untuk menerangkan tentang Islam. Karena keasingan dan ketidak mengertian
terhadap bahasa tersebut , maka mereka tidak bisa merasakan kelembutan dan
kebenaran Al Qur’an dan Al Hadits di dalam menerangkan agama Islm. Akhirnya
mereka tidak sanggup untuk mengungkapkan rahasia-rahasia yang terkandung di
dalamnya.
Kedua : Kejahatan atau hinanya niat dan tujuan
untuk mencapai cacat atau titik kelemahan agama Islam yang selanjutnya mereka
gunakan untuk mencela dan mendukung keyakinannya dalam penyampaian bahwa Al Qur’an
itu adalah hasil karangan manusia dan menolak kebenaran kenabian dan kerasulan
Muhammad SAW. Mereka mempelajari Al Qur’an
dan kaidah-kaidah agama Islam itu hanya untuk menghancurkan agama Islam, jadi
bukan untuk memperdalam keimananya.
Oleh karena itu apa
yang disampaikan oleh sebagian kaum orientalis tentang peribadatan kaum
muslimin bahwa apa yang telah dilakukan oleh kaum muslimin itu semata-mata
didasarkan pada rasa takut dan tunduk, tanpa disertai perasaan cinta kepada
Allah SWT. Dan dinyatakan pula bahwa
Allah SWT dalam pandangan orang Islam itu sebagai Tuhan yang kasar dan
semena-mena, bukan sebagai Tuhan yang penuh dengan kasih sayang dan rasa cinta.
Mereka ( kaum orientalis
) mengira bahwa orang Islam dalam hubungannya dengan Allah SWT itu tidak
mengenal unsur cinta, akan tetapi rasa cintanya itu bisa tersebar setelah
adanya ajaran tasawuf yang memasukkan unsur cinta ini dari sumber yang non
Islam..
Andaikata mereka ( kaum
orientalis ) mau insyaf dan kembali ke jalan yang lurus yaitu ke jalan yang sesuai dengan tuntunan Al Qur’an
dan sunnah Rasul, para sahabat dan orang-rang yang mengikuti jejak langkah
mereka, bahkan andaikata mereka mau menguraikan arti ibadah menurut
bahasa, sebagaimana yang telah dilakukan
oleh Syech Ibnu Taimyah, pasti mereka ( kaum orientalis ) akan dapat menahan
dirinya dari kecerobohan ini. Dan mengetahui bahwa makna ibadah dalam Islam itu
mempunyai pengertian “ Sungguh-sungguh patuh dan tunduk kepada Allah SWT dengan
dibarengi rasa cinta kepada-Nya secara sungguh-sungguh pula.
Cinta kepada Allah dan
rasul-Nya itu adalah suatu kewajiban yang harus dijalankan oleh setiap manusia,
karena sesungguhnya Allah akan melaknat orang-orang yang lebih mencintai
dirinya, keluarganya dan harta bendanya.
Sebagaimana Firman Allah SWT di dalam Q.S At Taubah 9 : 24 yaitu :
قُلْ إِنْ كَانَ آبَاؤُكُمْ وَأَبْنَاؤُكُمْ وَإِخْوَانُكُمْ وَأَزْوَاجُكُمْ
وَعَشِيرَتُكُمْ وَأَمْوَالٌ اقْتَرَفْتُمُوهَا وَتِجَارَةٌ تَخْشَوْنَ كَسَادَهَا
وَمَسَاكِنُ تَرْضَوْنَهَا أَحَبَّ إِلَيْكُمْ مِنَ اللَّهِ وَرَسُولِهِ وَجِهَادٍ
فِي سَبِيلِهِ فَتَرَبَّصُوا حَتَّىٰ يَأْتِيَ اللَّهُ بِأَمْرِهِ ۗ وَاللَّهُ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ
الْفَاسِقِينَ [٩:٢٤]
Katakanlah: "jika bapa-bapa, anak-anak,
saudara-saudara, isteri-isteri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan,
perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan tempat tinggal yang kamu sukai,
adalah lebih kamu cintai dari Allah dan Rasul-Nya dan dari berjihad di
jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya". Dan
Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar