AMANAT AMANAT AMANAT
OH AMANAT BAGIAN
KE V ( BAGIAN TERAKHIR )
Mengapa seorang pemimpin
dikatakan pengkhianat terbesar ? Karena dia sebagai pemimpin melalaikan,
menyepelekan, menyia-nyiakan bahkan meninggalkan yang sudah menjadi kewajiban
dan tanggung jawabnya, sehingga semua urusan menjadi terlantar dan sia-sia.
Oleh karena itu janganlah
menyia-nyiakan dan menyalah gunakan kedudukan yang diberikan untuk menarik
keuntungan pribadi atau keluarga familinya, karena kenyang dari harta yang
seharusnya menjadi hak umum itu merupakan suatu pelanggaran.
Memang sudah wajar bagi para
pekerja, karyawan, pegawai pemerintah atau swasta itu mendapatkan imbalan gajih
sebagai penghasilan dang anti rugi atas jerih payahnya. Akan tetapi apabila
berusaha mencari tambahan gajih atau upah dengan jalan penyelewengan adalah
usaha yang haram atau dilarang oleh Allah dan RasulNya.
Rasulullah saw bersabda, “
Barangsiapa yang kami angkat menjadi
karyawan untuk mengerjakan sesuatu, dan kami beri upah menurut
semestinya, maka apa yang dia ambil lebih dari upah yang semestinya, maka itu
namanya korupsi. ( HR Abu Dawud )
Demikianlah kiranya arti daripada
amanat. Marilah kita semua menjaga amanat Allah dan melaksanakannya dengan baik
dan benar, termasuk panca indera kita, harta benda kita, pekerjaan yang kita
tekuni setiap harinya dan keluarga kita, juga agama yang kita anut dan yakini.
Karena kesemuanya itu merupakan titipan Allah yang sangat berharga bagi kita
dan nilainya sangat tinggi di sisi Allah apabila kita dapat melaksanakannya
dengan ikhlas karena Allah guna mendapatkan ridonya Allah.
Apabla kita duji dan dicoba oleh
Allah dengan kekurangan, janganlah mudah gelisah dan mengira bahwa milik kita
pribadi telah dicabut, padahal Allah lebih berhak berbuat sesuatu yang telah
diberikannya kepada kita.
Sungguh alangkah hinanya apabila
di antara kita setelah dikaruniai Allah dengan berbagai macam kenikmatan,
keselamatan, perlindungan, bantuan, berkecukupan, kasih sayang yang kesemuanya
itu sudah menjadi hak kita , lalu kita melalaikan kewajibannya yaitu untuk
melaksanakan ibadah yang telah diperintahkan kepada kita, bahkan lebih banyak
berbuat maksiat. Padahal semua nikmat Allah itu hanyalah merupakan amanat dan
cobaan belaka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar