AMANAT AMANAT AMANAT
OH AMANAT BAGIAN
KE II
Rasulullah
saw bersabda, “ Kamu sekalian pemimpin dan kamu sekalian akan dimintai pertanggungan jawabnya tentang
apa yang kamu pimpinnya, imam ( pejabat apa saja ) adalah pemimpin dan dia akan
dimintai pertanggungan jawabnya tentang
apa yang dipimpinnya, orang laki-laki ( suami ) adalah pemimpin dalam
lingkungan keluarganya, dan dia akan
ditanya tentang apa yang dia pimpin. Orang perempuan ( istri ) juga pemimpin
dalam mengendalikan rumah tangga suaminya, dan dia juga akan ditanya tentang
apa yang dia pimpinnya, dan pembantu rumah tangga juga pemimpin dalam mengawasi
harta benda majikannya, dan dia juga akan ditanya tentang apa yang dia
pimpinnya . ( HR Bukhari )
Dari hadits ini kita dapat
penjelasan bahwa setiap manusia di dalam kehidupan sehari-harinya akan dimintai
pertanggung jawaban oleh Allah. Tanpa terkecuali besar atau kecil, kaya atau miskin pejabat
atau rakyat, kyai atau santri, lelaki atau wanita semuanya harus bertanggung
jawab atas amanat yang telah dipikulkan di pundaknya, agar amanat tersebut
harus dilaksanakan dengan baik sesuai dengan aturan Allah dan RasulNya.
Di tingkat manapun yang namanya
seorang pemimpin harus bertanggung jawab terhadap daerah ( wilayah )
kekuasaannya. Dia wajib menegakkan keadilan ,tidak boleh membeda-bedakan, yang
salah katakan salah dan yang benar katakan bahwa itu benar, harus mengembalikan
hak bagi pemiliknya, harus menghormati kemerdekaan rakyatnya, dalam berbagai
macam persoalan, harus bermusyawarah dengan rakyatnya, harus mau mendengarkan
saran dan kritik rakyatnya demi perbaikan roda pemerintahannya.
Seorang pemimpin harus berusaha
untuk memakmurkan rakyatnya, mengusahakan atau membuka lapangan kerja bagi
rakyatnya agar tidak ada yang menganggur, harus membuatkan jalan agar roda
perekonomian jadi lancar.
Seorang pemimpin harus berani mencegah tindak pidana dan perdata di
kalangan rakyatnya, harus berusaha memberantas tempat-tempat pelacuran dan
perjudian dan tindakan – tindakan lain yang tujuannya untuk mengangkat harkat
dan martabat bangsa dan menyelamatkannya dari jurang kehancuran.
Allah tidak akan menghancurkan suatu negeri manakala
penduduknya penduduknya itu orang-orang
yang saleh sebagaimana firman-Nya di dalam QS Huud ayat 117 yaitu :
وَمَا كَانَ
رَبُّكَ لِيُهْلِكَ الْقُرَىٰ بِظُلْمٍ وَأَهْلُهَا مُصْلِحُونَ [١١:١١٧]
Nor would thy Lord be the
One to destroy communities for a single wrong-doing, if its members were likely
to mend.
Oleh karena itu para pemimpin
semuanya baik pemimpin kecil atau besar, para pejabat, para kyai atau ulama
terutama yang tukang berdakwah akan dimintai pertanggung jawabannya oleh Allah
apa yang telah mereka kerjakan selama berada di dunia. Maka jika ingin selamat,
laksanakan tugas yang telah diamanatkan itu dengan bsik dan benar sesuai dengan
kitab Al Qur’an dan tuntunan Hadits
Rasulullah saw. Karena hanya itulah aturan main, pedoman hidup dan tuntunan
hidp yang baik dan benar. Jangan sampai tergoda oleh rayuan setan dan iblis,
jangan sampai terpengaruh oleh uang atau imbalan yang nilainya tidak seberapa
dibandingkan pahala Allah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar